Monday, September 06, 2004

Masa Sekolah

Beberapa bulan terakhir ini gue disibukin sama persiapan untuk acara reuni sekolah gue. Akhirnya setelah lewatin banyak susah-susah-gampang, acara reuni untuk range 10 angkatan itu berjalan dengan baik kemaren [5 Sept 2004].

Ternyata emang gak gampang benget bikin acara ginian. Dengan range yang 10 angkatan itu dan juga merupakan pertama kalinya acara ini dibikin. Disamping itu, sebenernya acara ini juga gak sepenuhnya dipelopori oleh alumni. Emang ide acara ini datang dari almuni yang jadi aktifis di gereja gue. Tapi karena gak ada wadah yang memungkinkan menaunginya, mau gak mau, P3MI jadi penaungnya.

Otomatis, pihak yang terlibat gak cuma alumni itu sendiri. Pemuda2 yang lain yang aktif di P3MI juga terlibat jadi panitia. Makanya ini yang juga bikin sulit. Soalnya secara hubungan tentunya mereka gak saling kenal dengan alumni. Tapi puji syukur, kalo semuanya bisa berjalan lancar.

Cukup banyak alumni yang dateng kemaren. Dan kerasa bener kangen-kangenannya. Waktu yang disediain rasanya kurang buat mereka untuk saling tuker informasi terbaru. Makanya juga pas acara di aula yang rencana mo melibatkan mereka secara langsung, gak bisa terealisasi dengan baik. Gimana bisa ajak mereka ikut aktif, kalo rata2 mereka pada ngobrol satu dengan yang lain. Tapi itu ada bagusnya juga, artinya ya memang mereka dikumpulkan untuk bisa menjalin komunikasi lagi. Untuk ke depannya diharapkan mereka bisa melanjutkan komunikasi masing2. Kalo perlu bisa sering2 ketemuan per angkatan.

============
Berhubungan dengan sekolah juga. Mungkin sekolah gue kemaren bersukacita dan berhura-hura. Sementara di belahan bumi lain. Tepatnya di Beslan, Ossetia Utara, Rusia, salah satu sekolah di sana justru mengalami kedukaan yang mendalam. Bukan hanya sekolah tersebut, bahkan seluruh Rusia berduka atas peristiwa tragis yang menimpa sekaloh itu.

Penyerbuan pembebasan sandra dari para gerilyawan Chechnya, berakhir dengan memakan korban para murid, guru dan orang tua, yang mencapai 300-an orang lebih. Sebuah aksi pembebasan yang banyak dikecam negara-negara lain, karena pasukan khusus Rusia dianggap gegabah dalam menangani kasus penyanderaan ini.

Terlepas dari itu, yang sangat jadi perhatian gue adalah bagaimana kondisi dan perasaan anggota keluarga yang kehilangan anak2 mereka.? Waktu itu adalah hari pertama anak2 mereka masuk sekolah pada tahun ajaran baru di Rusia. Yang semestinya adalah suatu awal kegembiraan, tapi ternyata menjadi duka yang mendalam.

Peristiwa itu kayanya gak bakal dilupain oleh siapa pun, terutama keluarga korban. Selebihnya orang akan bertanya2, siapa yang salah dalam hal ini.? Para penyandera (yang emang diberitakan saksi mata sebagai orang2 kejam) atau tentara Rusia itu (yang dianggap gegabah, arogon, dan bodoh oleh pihak lain).?

0 comments: