Monday, July 27, 2009

Reuni

Teringat suatu ketika masih anak-anak, barangkali waktu itu masih SD. Banyak dari kita yang masih anak-anak seringkali berpikir... "enaknya jadi orang dewasa, tinggal nyuruh dan punya power untuk menghukum". Sementara sebagai anak-anak, sepertinya beban hidup begitu berat. Musti bangun pagi, ke sekolah, bikin PR, ikut les, belajar, ujian, dan lain sebagainya yang umumnya tidak disukai anak-anak.

Ketika anak-anak mungkin kita tidak suka hal tersebut, karena kita belum paham sepenuhnya, apa maksud "pemaksaan" para orang dewasa tersebut. Ya, memang tidak semua anak merasa dipaksa, justru ada yang merasa dia harus sekolah dan bejalar, bahkan ketika orang tuanya tidak peduli. Dan sampai akhirnya ketika kita sudah dewasa, kita baru mengerti dan paham, bahwa semua itu adalah penting banget.

Tapi lucunya, ketika kita sudah dewasa dan sudah punya tanggung jawab yang lebih, tidak sedikit dari kita yang merasa.. "aduh enak ya dulu, waktu masih anak-anak, gak usah pusing soal uang, kerjaan, cari makan, urus anak & keluarga, dsb." Jadi anak-anak lebih enak, cuma tidur, makan, ke sekolah, belajar, dsj.. udah. Mereka gak perlu pusing kalo kena marah bos, atau omset lagi seret, atau ngurus anak sakit, dsb. Dan seringkali kenangan masa anak-anak merupakan kenangan yang paling indah dan tak terlupakan (ada sih beberapa orang yang justru pengen banget melupakan masa kecilnya).

Mungkin pola pikir seperti ini lah yang akhirnya menimbulkan yang namanya "reuni". Bisa dibilang hampir semua orang yang pernah mengalami masa sekolah, pasti ketika dewasa mengadakan reuni. Walaupun reuni nya cuma dengan sohib dekatnya yang mungkin cuma 2-5 orang. Dan di kelompok tertentu bahkan mengadakan reuni besar-besaran bahkan bisa sampai kategori "pesta akbar".

Sepertinya pola pikir di atas ada benarnya. Karena hampir setiap topik reuni-an, pasti membicara kan.. "dulu lo begini.. begitu.."; "inget gak dulu si anu.."; "aduh seru banget ya dulu"; "jadi pengen sekolah lagi nih.."; dsj.

Ya pada akhirnya, setiap masa itu ada sikon-nya. Situasi yang membuat kita ada di suatu kondisi (heh..?? :D). Dan bagaimana pun juga harus kita lalui dan sepastinya itu bisa. Toh bagaimana pun yang namanya waktu, itu akan terus berjalan. Dan ketika dia berjalan, di situ ada perubahan. Yang mungkin tidak pernah kita pikir kan sebelumnya.

Misalnya, siapa sih yang pikir, kalo waktu di SD dulu, or-tu-nya kaya raya banget, tapi kemudian kena musibah dan membuat segalanya lenyap; atau siapa sangka yang dulunya dia (or-tu-nya) cuma penjual kue, dan untuk uang sekolah aja kadang nunggak, tapi sekarang dia punya perusahaan besar; atau siapa yang sangka juga yang dari dulunya biasa-biasanya, trus berharap mejadi sukses - yah minimal sukses dalam karir/bisnis - tapi nyatanya sampe sekarang hidupnya biasa-biasa aja, yang berubah paling umurnya.

Untuk itu semestinya hidup ini harus kita syukuri. Bersyukur-lah kalau kita punya masa lalu, minimal bisa mengisi pikiran kita dan memunculkan kenangan-kenangan yang tidak akan kita alami lagi. Tapi semestinya itu cukup untuk membuat kita tersenyum. Bahwa kita pernah ada di masa itu.

Menajalani hidup, itu penting. Tapi mensyukuri hidup, itu jauh lebih penting.