Thursday, September 16, 2004

Life is Waiting

Ya.. mungkin bener juga, kalo "life is waiting". Emang sih, banyak yang bilang menunggu adalah hal yang paling membosankan. Tapi secara gak sadar dalam perjalanan hidup kita, sebenernya lebih banyak menghabiskan waktu untuk menunggu. Dan emang sebenernya kita ini sedang menunggu bukan ?

Kita menunggu untuk cepet gede, menunggu untuk lulus sekolah, menunggu untuk dapet gelar, menunggu panggilan kerja, menunggu untuk dapet pasangan hidup, menunggu untuk kelahiran anak, menunggu anak2 menjadi dewasa, dan pada akhirnya kita menunggu untuk akhir hayat kita sendiri. Ini secara garis besarnya. Mo yang detil..?

Kita menunggu seseorang di suatu tempat yang sudah dijanjikan, kita menunggu antrian di loket bioskop, teller bank, fast food, dsj., kita menunggu panggilan di ruang tunggu dokter, kita menunggu jam pulang kantor, kita menunggu bis datang, kita menunggu e-mail, sms, telepon masuk, dsj., kita menunggu download-an, kita menunggu lampu hijau, kita menunggu hasil pemilu, kita menunggu pelaku pemboman ditangkep, dan lain2...

Jadi benerkan kalo "life is waiting"

Lantas apa dong gunanya kita hidup ? Proses... Itulah yang kita lakukan dalam hal "menunggu" tadi. Proses bagaimana kita mengisi apa yang kita tunggu itulah yang mengisi kehidupan kita. Dalam proses itu ada kemauan, ada aktifitas, ada visi, ada semangat, ada harapan dan ada tujuan. Dengan komponen proses inilah maka kita tidak akan sia-sia dalam menunggu sesuatu. Walaupun menunggu itu mungkin membosankan.

===============
The Terminal, film barunya Tom Hanks yang disutradari Steven Spielberg, mengambil tag line "Life is Waiting".

Sekilas yang terlihat di film adalah seorang Viktor Navorski yang terjebak dalam situasi "unacceptable". Dia ke Amerika dengan maksud biasa, tapi jadi rumit. Soalnya pas dia nyampe di Airport JFK New York, pemerintahan negaranya lagi dikudeta. Praktis hal ini membuat hubungan diplomatis kedua negara putus.

Makanya dia terjebak di terminal bandara JFK, gak bisa diterima Amerika karena pasportnya gak berlaku, juga gak bisa dipulangin karena negara tujuannya udah gak ada. Untuk itu Viktor hanya bisa menunggu sampe batas waktu yang gak jelas. Untungnya dia diperbolehkan "berkeliaran" di terminal bandara itu, sebatas di wilayah transit yang isinya sekomplit mall besar.

Tapi setelah film berjalan, kita bakal tau apa alasan dia dateng ke NY. Dan yang akhirnya menjadi fokus di film bukanlah masalah yang ada di terminal. Tapi bagaimana Viktor menjalani hidupnya dalam menunggu waktu baginya untuk bisa masuk ke kota New York atau pulang.

Viktor punya visi dalam hidupnya dan punya tujuan yang jelas. Dia juga punya kemauan, walaupun sebagai orang yang asing banget, tapi dia mau belajar untuk beradaptasi. Dia juga punya semanggat dan harapan untuk bisa mendapatkan tujuannya. Itulah yang membuat hidupnya tetap "bright", walaupun sendirian di terminal asing, dan harus menunggu dalam waktu yang gak jelas.

"I will wait...", katanya ketika dia disuruh mencoba keluar bandara tanpa surat2 dan passport.

Semanggat dan harapan yang dia yakini membuat Viktor bisa hidup di terminal itu. Bahkan dia bisa bekerja serabutan untuk bisa sekedar mendapat uang receh yang akan ditukar dengan Pa-He nya Burger King. Sampe bisa jadi pekerja kontraktor yang lagi bangun kios2 di terminal tersebut. Dan dengan upahnya Viktor bisa beli setelan jas Hugo Boss seharga US$149.99, yang dia pake buat kencan dengan seorang pramugari cantik [diperani Chaterine Zeta-Jones].

Wow.. What amaze..!!

Ya, mungkin itu sekedar film, tapi kabarnya film ini inspired by true story, yang mana tokoh tersebut sampe hari ini masih ada di salah satu bandara di Amerika. Seseorang yang "unacceptable", but he still survive.

Dan overall mungkin ini juga bisa menjadi inspire buat kita. Bahwa menunggu itu adalah part of life dan proses apa yang kita isi dalam menunggu itu supaya yang namanya bosan itu gak ada dan hidup ini tetep hidup.!!

===============
I hope someday she will ask me... "What are you waiting for?"
And I will reply... "I'm waiting for you"


0 comments: