Friday, August 28, 2009

Thanks for the Adventure

Kalo nonton film ini dengan mengambil main set bahwa film animasi adalah hiburan dan canggih, maka kita bisa aja miss some point yang sebenarnya justru beyond that entertainment.

Overall, UP seperti film animasi Pixar lainnya. Yang pasti relatif selalu beda tema dan tokoh, plus teknologi renderan graphic yang paling muktahir.

Tapi kalo kita ada sense lebih terhadap sebuah film, maka 10 menit pertama, UP bisa membuat kita meneteskan air mata, ya minimal membuat mata berkaca-kaca-lah.

Hehehe.. paling gak itu yang terjadi sama beberapa wanita yang nonton di bioskop. Selanjutnya aksi lucu, menegangkan dan mustahil pun berlangsung sampai akhir film.

Ini pula yang membuat UP pun berbeda dengan karya animasi Pixar lainnya. Unsur drama sebenarnya begitu terasa di dalam aksi yang menegangkan. Yah... mungkin sulit kalo marasakannya pada saat bersamaan, tapi kalo dikonklusikan, kita bisa mendapatkan kesan tersebut.

---

Terkadang kita hanya terpaku pada satu impian. Mungkin itu impian kita atau impian orang yang kita cintai yang dengan mati-matian kita berusaha untuk mewujudkannya.

Banyak film yang meramu hal tersebut, dan banyak pula yang berakhir happy ending bahwa the impiannya tercapai.

Dalam film UP juga demikian, sang suami berpikir bahwa bagaimana pun juga dia harus membahagiakan istrinya, yang punya impian berpetualang ke daerah yang menakjubkan.

Apa daya, sampai akhir hayat sang istri, impiannya tidak pernah tercapai. Paling nggak, menurut sang suami.

Maka dengan tekad bulat, dalam kesendiriannya sang suami yang sudah uzur, memutuskan memenuhi impian petualang sang istri, sekaligus memindahkan rumahnya ke daerah yang menakjubkan.

Tidak mudah tentunya membawa rumah dengan balon gas satuan, yang dirangkai menjadi ribuan balon dan bisa mengangkat rumahnya dan mengangkasa. Di sini lah letak aksi mustahilnya.

Petualangan yang tidak mudah ini, singkat cerita bisa dilakukan dan akhirnya rumah tersebut mencapai tujuannya. Tentunya dengan segala usaha yang membahayakan dan bahkan hampir membuatnya mati.

Bersamaan dengan itu, sang suami menemukan album kenangan dan dairy sang istri. Sebenarnya album tersebut sudah sering dibukannya, untuk memotivasi dirinya melakukan petualangan. Tapi hanya dibuka sampai halaman "impian" sang istri, dia tidak pernah membukanya sampai akhir.

Ketika petualangannya sudah hampir selesai, dia pun membukanya sampai akhir. Dan di situlah dia menemukan arti petualangan terindah yang sebenarnya sudah dialami sang istri.

--

Selama hidupnya dengan sang suami, si istri sudah rela melepaskan impian masa kecilnya. Karena dia tau, saat ini, dia sudah memasuki petualangan baru yang lebih seru dan menasikkan... hidup bersama orang yang dicintai dan menjalakan hidup dengan penuh cinta. Itulah petualangan terbarunya dan yang paling diinginkan.

Sedikit banyak, film ini mengatakan, hidup ini sebenarnya akan selalu indah dan manakjubkan. Bahkan sama indahnya seperti bayangan impian masa kecil kita.

Bukan berarti impain bagus yang lama harus dibuang. Adalah baik untuk diperjuangkan, tapi bersamaan dengan itu, apa yang ada sekarang pun harus menjadi bagian petualangan hidup kita yang menakjubkan.

Paling tidak, kita tidak akan menjadi frustasi kalo impian kita tidak pernah tercapai. Karena, memang bisa aja, impian kita tidak pernah tercapai.

Walaupun demikian kita harus tetap UP!

Thanks for the adventure. Now go have one of your own - Ellie's Dairy (the wife)


2012 by Roland Emmerich

Serasa kurang puas "menghancurkan" Manhattan dengan GODZILLA-nya, dan ternyata kota2 besar dunia masih survive setelah pertempuran besar di INDEPENDENCE DAY, serta mungkin dia baru "tau" kalo THE DAY AFTER TOMMOROW hanya terjadi di belahan amerika utara, maka sang mega destroyer kali ini berpikir, bagaimana kalo yang "hancur" itu seluruh bumi dan isi-nya?

Dan dicobalah ini : 2012 by Roland Emmerich

PS. btw, itu air dari mana ya datangnya?