Monday, June 26, 2006

The Flow

Mengalir begitu aja. Tidak ikut arus, tidak pula karena kekuatan sendiri. Satu2nya keyakinan adalah : semua sudah diatur.

Memang kita harus ada usaha. Usaha yang serius memang bisa menambah nilai akademis kehidupan. Tapi keyakinan butuh suatu "kepasrahan" di luar usaha.
----

Hari ini gue mulai di kantor baru. Secara status adalah Graphic Designer - demikian kata lowongan waktu itu. Hasil pembicaraan dengan semua pihak di kantor ini, gue diharapkan bisa mengerjakan hal lain selain design. Hal2 yang berbau IT, networking, web, dsj.

Beberapa taon lalu emang gue bisa dibilang bisa... Karena pertama kali gue kerja emang bidangnya itu. Walopun kaga pernah sampe ke programming.

Bagusnya di tempat baru ini, gak terlalu besar & orangnya juga gak banyak. Dan sistem udah berjalan bagus. Paling gue tinggal maintainnya aja. Semoga gak menyulitkan dan kalo bisa hal2 lainnnya menyenangkan.
----

Hari pertama mengalir begitu aja. "Aja" dalam arti kalo ditanya, maka jawabnya... "Yah begitulah.."

Yang pasti sekarang ini gue di lingkungan kerja yang beda lagi dari sebelum-sebelumnya.

Tuesday, June 20, 2006

Piala Dunia : Sebuah Proses

Selama musim Piala Dunia ini, kaga heran kalo di kostan gue, para bola mania merasa wajib nonton semua pertandingan. Ditambah nontonnya rame2, suasana jadi seru banget menurut mereka.

Gue gak terlalu suka nonton bola. Kalo baca liputan or kisah2 di balik pertandingan itu, masih sukalah.

Sayangnya, umumnya anak2 kostan kalo nonton bola itu buat tarohan. Jelas banget teriak2 gembira kalo tim yg dipasang tarohan bisa nyetak gol. Dan umpatan sengit kalo gawangnya kebobolan or gak bisa nyetak gol.

Kesimpulan gue gini. Mereka teriak2 semanggat untuk kepentingan tarohan mereka.!!

Kasihan tuh pemain, walo mereka tau sih dimaki2.

Piala Dunia merupakan ajang bisnis besar bagi para bandar2 tarohan bola. Dalam 1 game bisa terjadi transaksi miliar dollar diseluruh dunia. Pelaku tarohan ini mulai dari kenek bis yang pasangnya bisa dari 5000an, sampe mafia narkoba yang mungkin punya pasangan minimal 5 jutaan. Dan gak sedikit ada kalangan high society yang mempertaruhkan mobil, rumah dan bakan depositonya.

Siapa yang untung, siapa yang seneng.. gue gak tau…

Di sisi lain, dengan menutup sebelah mata, pemain dan pelatih juga tau kalo mereka tuh jadi objek bisnis tanpa dapet komisi dari usaha mereka. Selain mungkin jika ada lobi2 tingkat tinggi antara tim dengan sponsor atau dengan bos2 penyandang dana.

Tapi mereka (mungkin) nggak akan konsen ke situ. Tiap tim taunya hanya bagaimana bisa menang. Dan kalo pun kalah, nggak kalah malu2in. Soalnya mereka tau, mereka bisa ada di Piala Dunia karena : emang mereka jago, mereka udah latihan keras, mereka musti melewati banyak gemblengan berat, dan walo pun ada unsur duitnya..itu adalah duit sponsor yang percaya kalo mereka mampu.

Jadi intinya bisa lolos ke Piala Dunia bukan urusan pasport doang, tapi proses yang emang high quality banget. Proses yang kadang butuh tangisan dan pengorbanan lain. Proses yang gak layak dicaci-maki gitu aja sama penonton kalo mereka gagal memenuhi impian para petaroh bola.

Sepak bola adalah satu kesatuan. Mulai dari kesatuan fisik sendiri dan mental sampe kesatuan tim, yg musti saling dukung. Tapi penonton biasanya hanya melihat apakah pertandingan itu menang atau kalah bagi dia… suatu hal yang sangat personal.

Banyak cerita yang udah nunjukin tentang bagaimana proses itu berlangsung. Seperti misalnya luapan kegembiran dengan tangisan bahagia pelatih Costa Rica (kalo gak salah), ketika timnya dipastikan lolos ke babak selanjutnya. Seperti berita di media, itu adalah suatu impiannya untuk bisa mambawa tim nya bertanding lebih jauh di Piala Dunia kali ini.

Juga bagaimana tentang perjuangan tim nasional Togo yang berhasil membuahkan gol ketika melawan tim yang lebih pengalaman dari mereka. Walopun selanjutnya mungkin mereka segera dilupakan karena (mungkin) tidak lolos ke babak selanjutnya.

Dan gue yakin akan banyak cerita2 lain yang mengharu biru di putaran Piala Dunia ini. Cerita2 yang nggak pernah jadi tarohan bola mania. Tapi itu adalah cerita2 di balik layar yang sebenarnya merupakan modal tim itu bisa ada di Piala Dunia dan kemudian “hanya” menjadi objek bisnis orang2 tertentu (yang jumlahnya melebih istilah ‘tertentu’ ini).