Monday, June 16, 2008

Perjuangan

Ada perjuangan yang pasti berakhir. Tapi ada juga perjuangan yang tidak pernah selesai.

Perjuangan itu sendiri tidaklah selalu karena sebuah pertikaian. Untuk memilih dan menentukan, itu juga butuh perjuangan. Karena harus dipikirkan dan dipertimbangkan, kita bukan sekedar memungut pilihan itu – atau bahkan untuk sekedar memungut sesuatu, seringkali butuh perjuangan kan?

Entah aku ada dimana? Entah aku sudah cukup bejuang? Aku ingin berhenti berjuang, paling tidak untuk satu hal ini. Karena akan banyak lagi hal yang harus kuperjuangkan di depan, tidak untuk satu hal itu saja.

Seorang teman tiba-tiba bertanya, “Bagaimana sekarang? Masih memperjuangkan hal yang sama?”

“Entahlah…”, kataku tak bersemangat.

Apakah tak bersemangat itu merupakan tanda aku harus berhenti berjuang? Setelah sekian lama banyak yang ku “korban” kan demi sebuah perjuangan ini? Hanya “entahlah” yang masih bisa kujawab.

Aku tahu, ada hal sepertinya masih kurang kuperjuangkan. Aku hanya mengharapkan mujizat kemenangan. Tapi tidak selalu kan mujizat itu kan menghampiri kita?

Sekarang aku hanya tidak tahu… dan memang TIDAK TAHU.

Kata orang, perjuangkan ku akan mubazir, jika kuakhir sekarang. Kalah sebelum berperang, demikian istilah mereka. Tapi… hey.. bukankan aku sudah berjuang? Bukankah wajar jika ada menang dan ada kalah. Dan mungkin kali ini kalah adalah milikku.

“Iya..!! Tapi kamu belum pernah terjun di medan perangnya..!!” hardik mereka.

“Lantas..?” tanyaku.

“Kamu masih sebatas menyusun strategi dan rencana. Itu yang kamu namakan berjuang?”

“Entahlah…”, kataku tak bersemangat.

Saat ini yang ku butuhkan hanyalah semangat. Semangat yang bisa membuatku tetap maju berjuangan. Mungkin memperjuangkan hal yang sama, tapi dengan lawan yang berbeda. Karena memang sepertinya perjuangan ku adalah perjuangan yang tak pernah selesai.

Entahlah…

Yang pasti sudah banyak perjuangan lain yang menanti. Entah aku siap atau tidak, sepertinya semua perjuangan itu harus ku jalani bersama. Dan untuk semuanya, aku berharap menang. Atau paling tidak aku bisa mengakhiri perjuangan itu dengan damai.

Blogged with the Flock Browser

Monday, June 02, 2008

A Trip for Life

Perjalanan baru-baru ini, merupakan perjalanan yang WAH banget buat gue. Seumur-umur gak kebayang bakal bisa ikut trip ini. Bahkan sampai 2 minggu menjelang berangkat, gue masih menaruh option GAGAL dalam list keberangkatan gue.

But overall, it’s about God’s will. And I believe that. Semua memang udah maunya Tuhan kalo gue bisa terlibat dalam trip ini. And I thanks for that, a deeply thanks to God.

Ke luar negeri jelas jadi impian banyak orang, apalagi orang macam gue yang suka travel – walopun melakukan travel buat gue masih dalam itungan jari yang ada di badan. Gue suka travel, cuma karena masalah duit yang gak kunjung mendukung, maka pengalaman gue pun masih dalam itungan jari.

Tapi boleh percaya or nggak, akhirnya travel pertama gue ke luar negri justru ke kota yang taon 2007 sempat tercatat sebagai kota termahal di Asia. [1], [2]

Korea Selatan memang salah satu negara yang rapi dan modern. Seoul juga bisa dibilang – dan pasti nya sih iya – sebegai kota penting dunia. Dan kenyataannya, udah gue singgahi juga dalam hidup gue ini.

Trip kali ini memang dalam rangka spiritual trip, jadi bukan jalan-jalan semata. Dan bagaimana gue bisa ke Korea, kronologinya mungkin seperti ini :

1. Gereja gue – Methodist Imanuel – (taon berapa… gue lupa, mungkin 2005 or awal 2006) mulai kerjasama dengan gereja Methodist Chuncheon Korea. Dan kita jadi sister chuch

2. Taon 2006, mission team pemuda dari Methodist Chuncheon, mulai “wajib” mampir ke gereja gue. NOTE : udah sejak lama, gereja-gereja di Korea mengadakan mission trip, dari sekolah minggu sampai lansia.

3. Kunjungan ke dua, taon 2007, pemuda Methodist Indonesia, ditantang untuk mengunjungi gereja-gereja di Korea, dan sebagian biaya akan ditanggung mereka. Kita cuma perlu bayar 500USD. Sontak waktu itu, banyak yang berminat. Pikir mereka, ini Korea dan “cuma” 500USD pula.

Selanjutnya proses mulai berjalan. Peserta yang udah komit berangkat, harus melakukan banyak persiapan. Mulai dari latihan sampai mission training. Semua itu bekal untuk kita mendapatkan hal spiritual yang lebih besar lagi.

Dan memang ini bukan vacation trip, ini adalah mission trip.

Aneh memang kalo kita cuma mengambil kata mission trip dari premis umum. Kalo ke Korea Selatan, apanya yang mau di-misi-in.? Secara “kemampuan”, misi agama mereka udah jauh diatas rata-rata. Gereja terbesar di dunia aja, adanya di Kor-Sel [3], demikian juga gereja Methodist terbesar di dunia ada di sana. Lantas misi apa lagi mau orang Indo kerjakan di sana?

Premis umum berkata demikian.

Tapi kata misi itu sendiri, bagi gue, bukan melulu melakukan hal yang dikatakan premis umum, yaitu melakukan kegiatan/penyebaran/memberitaan agama – dalam hal ini agama Kristen – ditempat yang belum tersentuh atau sedikit Kekristenannya.

Pada kenyataannya gue memang lagi mengemban suatu misi. Misi untuk bisa melakukan sesuatu buat gereja gue, setelah gue mendapatkan banyak hal spiritual dari mission trip ini. Hmm… tapi kalo sekedar nama memang udah telat sih, tapi kayanya lebih tepat kalo disebut SPIRITUAL TRIP. Karena memang itu yang terjadi dan itu yang kita dapatkan.

Seperti diawal gue bilang, ini adalah suatu trip yang WAH. Gue bisa jamin, kalo elo melakukan perjalan wisata, mungkin elo merasa itu keren banget. Tapi ketika daerah wisata elo ternyata suatu saat udah usang dan basi, bisa jadi pengalaman elo itu jadi gak keren lagi.

Tapi ketika lo melakukan perjalan seperti gue ini, maka pengalamannya tidak kenal waktu. Spiritual Trip, kalo emang ternyata “kena” di hati elo, bakal jadi cerita yang luar biasa seumur hidup elo. Dan gak menutup kemungkinan kisah elo akan tercatat dalam sejarah. Walo pun itu sekedar sejarah keluarga. Some kind, become a legend.

Yah gue gak bilang gue maniak mau jadi legenda. Tapi satu yang pasti, kalo itu terjadi, sesuatu yang besar pasti sudah terjadi di lingkungan elo, karena elo sudah jadi berkat buat mereka.

===

NEXT semoga gue punya cukup waktu sengggang untuk bisa nulis cerita-cerita lain selama gue di Korea.

Miss you guys… friends, Mr.Kim and Omma…