Tuesday, September 28, 2004

Kau Angkat Aku (a.k.a. You Raise Me Up)

Kau Angkat Aku

Ketika aku dalam kesusahan
Dan jiwa ku begitu gundah
Ketika masalah datang dan membuat ku ketakutan
Tetapi aku tetap menungguMu di sini dalam doa
Sampai Kau datang dan bersamaku

Kau angkat aku keatas
Sehingga aku dapat setegar sebuah gunung
Kau angkat aku keatas
Sehingga aku dapat melalui semua cobaan
Aku menjadi begitu tegar ketika Kau bersamaku
Kau angkat aku keatas
Melebihi yang dapat aku lakukan

Tuesday, September 21, 2004

And the President goes to....

Kemaren [20 Sept], Pemilu tahap akhir buat Indonesia pada pemilihan Presiden secara langsung. Pemilu Presiden secara langsung ini baru pertama kali diadain di negara ini. Ya mo model macam Amerika sono lah...

Sejauh ini yang bertengker di urutan pertama masih pasangan SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla). Dan kayanya emang pasangan ini yang bakal jadi pemimpin baru di Indonesia. Emang sih masih belon final hasil perhitungan suaranya. Tapi kalo dilihat dari hasil sementara ini, kayanya pasangan Mega-Hasyim sulit untuk mengejar ketinggalannya.

Yah, kita tunggu aja beberapa hari kedepan. Kayanya bakal banyak hal2 baru yang muncul nanti, terlebih kalo Pemilu ini dimenangin sama pasangan SBY-JK.

===========
Gue sih gak ikutan nyoblos... males aja siy.. tapi gue yakin siapa pun yang menang, bakal ada hal baru yang muncul di negara ini. Dan gue yakin hal baru itu bakal sangat positif untuk masa depannya bangsa ini.

Emmm.. gue ngomong ini gak terlalu muluk kan.. hihihi.. Yah, semua orang juga berharap gitu siy. Tapi ini kan Indonesia... kalo Presiden yang kepilih nanti gak becus jalanin negara, kan gampang tinggal di demo lagi, trus ganti Presiden lagi.. Dan itu berarti, bakal ada pemilu lagi dong, dan kalo ada pemilu...bakal ada libur lagi niy... sip..sip..

Thursday, September 16, 2004

Life is Waiting

Ya.. mungkin bener juga, kalo "life is waiting". Emang sih, banyak yang bilang menunggu adalah hal yang paling membosankan. Tapi secara gak sadar dalam perjalanan hidup kita, sebenernya lebih banyak menghabiskan waktu untuk menunggu. Dan emang sebenernya kita ini sedang menunggu bukan ?

Kita menunggu untuk cepet gede, menunggu untuk lulus sekolah, menunggu untuk dapet gelar, menunggu panggilan kerja, menunggu untuk dapet pasangan hidup, menunggu untuk kelahiran anak, menunggu anak2 menjadi dewasa, dan pada akhirnya kita menunggu untuk akhir hayat kita sendiri. Ini secara garis besarnya. Mo yang detil..?

Kita menunggu seseorang di suatu tempat yang sudah dijanjikan, kita menunggu antrian di loket bioskop, teller bank, fast food, dsj., kita menunggu panggilan di ruang tunggu dokter, kita menunggu jam pulang kantor, kita menunggu bis datang, kita menunggu e-mail, sms, telepon masuk, dsj., kita menunggu download-an, kita menunggu lampu hijau, kita menunggu hasil pemilu, kita menunggu pelaku pemboman ditangkep, dan lain2...

Jadi benerkan kalo "life is waiting"

Lantas apa dong gunanya kita hidup ? Proses... Itulah yang kita lakukan dalam hal "menunggu" tadi. Proses bagaimana kita mengisi apa yang kita tunggu itulah yang mengisi kehidupan kita. Dalam proses itu ada kemauan, ada aktifitas, ada visi, ada semangat, ada harapan dan ada tujuan. Dengan komponen proses inilah maka kita tidak akan sia-sia dalam menunggu sesuatu. Walaupun menunggu itu mungkin membosankan.

===============
The Terminal, film barunya Tom Hanks yang disutradari Steven Spielberg, mengambil tag line "Life is Waiting".

Sekilas yang terlihat di film adalah seorang Viktor Navorski yang terjebak dalam situasi "unacceptable". Dia ke Amerika dengan maksud biasa, tapi jadi rumit. Soalnya pas dia nyampe di Airport JFK New York, pemerintahan negaranya lagi dikudeta. Praktis hal ini membuat hubungan diplomatis kedua negara putus.

Makanya dia terjebak di terminal bandara JFK, gak bisa diterima Amerika karena pasportnya gak berlaku, juga gak bisa dipulangin karena negara tujuannya udah gak ada. Untuk itu Viktor hanya bisa menunggu sampe batas waktu yang gak jelas. Untungnya dia diperbolehkan "berkeliaran" di terminal bandara itu, sebatas di wilayah transit yang isinya sekomplit mall besar.

Tapi setelah film berjalan, kita bakal tau apa alasan dia dateng ke NY. Dan yang akhirnya menjadi fokus di film bukanlah masalah yang ada di terminal. Tapi bagaimana Viktor menjalani hidupnya dalam menunggu waktu baginya untuk bisa masuk ke kota New York atau pulang.

Viktor punya visi dalam hidupnya dan punya tujuan yang jelas. Dia juga punya kemauan, walaupun sebagai orang yang asing banget, tapi dia mau belajar untuk beradaptasi. Dia juga punya semanggat dan harapan untuk bisa mendapatkan tujuannya. Itulah yang membuat hidupnya tetap "bright", walaupun sendirian di terminal asing, dan harus menunggu dalam waktu yang gak jelas.

"I will wait...", katanya ketika dia disuruh mencoba keluar bandara tanpa surat2 dan passport.

Semanggat dan harapan yang dia yakini membuat Viktor bisa hidup di terminal itu. Bahkan dia bisa bekerja serabutan untuk bisa sekedar mendapat uang receh yang akan ditukar dengan Pa-He nya Burger King. Sampe bisa jadi pekerja kontraktor yang lagi bangun kios2 di terminal tersebut. Dan dengan upahnya Viktor bisa beli setelan jas Hugo Boss seharga US$149.99, yang dia pake buat kencan dengan seorang pramugari cantik [diperani Chaterine Zeta-Jones].

Wow.. What amaze..!!

Ya, mungkin itu sekedar film, tapi kabarnya film ini inspired by true story, yang mana tokoh tersebut sampe hari ini masih ada di salah satu bandara di Amerika. Seseorang yang "unacceptable", but he still survive.

Dan overall mungkin ini juga bisa menjadi inspire buat kita. Bahwa menunggu itu adalah part of life dan proses apa yang kita isi dalam menunggu itu supaya yang namanya bosan itu gak ada dan hidup ini tetep hidup.!!

===============
I hope someday she will ask me... "What are you waiting for?"
And I will reply... "I'm waiting for you"


Monday, September 06, 2004

Masa Sekolah

Beberapa bulan terakhir ini gue disibukin sama persiapan untuk acara reuni sekolah gue. Akhirnya setelah lewatin banyak susah-susah-gampang, acara reuni untuk range 10 angkatan itu berjalan dengan baik kemaren [5 Sept 2004].

Ternyata emang gak gampang benget bikin acara ginian. Dengan range yang 10 angkatan itu dan juga merupakan pertama kalinya acara ini dibikin. Disamping itu, sebenernya acara ini juga gak sepenuhnya dipelopori oleh alumni. Emang ide acara ini datang dari almuni yang jadi aktifis di gereja gue. Tapi karena gak ada wadah yang memungkinkan menaunginya, mau gak mau, P3MI jadi penaungnya.

Otomatis, pihak yang terlibat gak cuma alumni itu sendiri. Pemuda2 yang lain yang aktif di P3MI juga terlibat jadi panitia. Makanya ini yang juga bikin sulit. Soalnya secara hubungan tentunya mereka gak saling kenal dengan alumni. Tapi puji syukur, kalo semuanya bisa berjalan lancar.

Cukup banyak alumni yang dateng kemaren. Dan kerasa bener kangen-kangenannya. Waktu yang disediain rasanya kurang buat mereka untuk saling tuker informasi terbaru. Makanya juga pas acara di aula yang rencana mo melibatkan mereka secara langsung, gak bisa terealisasi dengan baik. Gimana bisa ajak mereka ikut aktif, kalo rata2 mereka pada ngobrol satu dengan yang lain. Tapi itu ada bagusnya juga, artinya ya memang mereka dikumpulkan untuk bisa menjalin komunikasi lagi. Untuk ke depannya diharapkan mereka bisa melanjutkan komunikasi masing2. Kalo perlu bisa sering2 ketemuan per angkatan.

============
Berhubungan dengan sekolah juga. Mungkin sekolah gue kemaren bersukacita dan berhura-hura. Sementara di belahan bumi lain. Tepatnya di Beslan, Ossetia Utara, Rusia, salah satu sekolah di sana justru mengalami kedukaan yang mendalam. Bukan hanya sekolah tersebut, bahkan seluruh Rusia berduka atas peristiwa tragis yang menimpa sekaloh itu.

Penyerbuan pembebasan sandra dari para gerilyawan Chechnya, berakhir dengan memakan korban para murid, guru dan orang tua, yang mencapai 300-an orang lebih. Sebuah aksi pembebasan yang banyak dikecam negara-negara lain, karena pasukan khusus Rusia dianggap gegabah dalam menangani kasus penyanderaan ini.

Terlepas dari itu, yang sangat jadi perhatian gue adalah bagaimana kondisi dan perasaan anggota keluarga yang kehilangan anak2 mereka.? Waktu itu adalah hari pertama anak2 mereka masuk sekolah pada tahun ajaran baru di Rusia. Yang semestinya adalah suatu awal kegembiraan, tapi ternyata menjadi duka yang mendalam.

Peristiwa itu kayanya gak bakal dilupain oleh siapa pun, terutama keluarga korban. Selebihnya orang akan bertanya2, siapa yang salah dalam hal ini.? Para penyandera (yang emang diberitakan saksi mata sebagai orang2 kejam) atau tentara Rusia itu (yang dianggap gegabah, arogon, dan bodoh oleh pihak lain).?