Thursday, July 12, 2007

Indonesia Terlalu Bersalah

Entah apa yang sudah dilakukan bangsa ini. Setiap hari, kalo baca koran, ada aja kejadian-kejadian yang gak semestinya terjadi. Mulai dari urusan lumpur Lapindo yang gak kunjung selesai - entah apa yang membuatnya gak bisa selesai, sementara pejabat terkait ada aja yang bisa mereka dalihkan.

Selama musim ujian, gak keitiung berapa kasus bocoran soal ujian. Dan entah kenapa pula, kasus ini jadi ngambang, gak tau siapa yang bocorin. Padahal judulnya jelas "ujian negara". Guru-guru juga pasrah aja, entah karena emang gak punya kuasa lebih, atau udah dikasih bagian sama pejabat terkait. Akhirnya bagi mereka yang penting muridnya lulus.

Abis lulus, giliran orang tua yang pusing. Ada anak yang gak bisa ambil ijasah karena gak mampu bayar uang ijasahnya yang "cuma" beberapa puluh ribu rupiah. Ada lagi yang bingung karena gak tau anaknya mau dilanjutin kemana. Sekolah terlalu mahal bagi mereka. Sementara mereka pernah berharap pada janji pemerintah bahwa biaya sekolah bisa murah. Ya.. mungkin bagi pejabat terkait, jumlah jutaan rupiah adalah murah, tapi bagi tukang ojek, ibarat harus jual rumah!

Dari pada pusing soal sekolah, toh murid-murid itu tetap berdarmawisata keluar kota. Sebagai bagian dari acara "syukuran" selepas ujian. Tapi apa mau dikata, darmawisata jadi derma bagi bencana. Belasan siswa-siswi jadi korban karena kurang profesionalnya armada angkutan yang dicarter pihak sekolah. Sebagian orang bilang ini mungkin emang udah nasib.

Tapi dalam rentang minggu yang sama, terjadi lagi beberapa kecelakan lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi yang ugal-ugalan. Bahkan tak luput pula pelawak Taufik Safalas jadi korban, meninggal dunia. Sementara pihak terkait hanya saling tuding, bukannya saling koreksi dan memperbaiki.

Terkait dengan armada angkutan. Kali ini negara secara langsung kena tampar. Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, dilarang terbang ke negara-negara Uni Eropa. Dengan alasan ketidaklaikan terbang. Kasus ini bukanlah hal sepele. Kalo sampai benar-benar dilarang terbang, mau dapet omset dari mana lagi maskapai itu! Dan bukan cuma itu, hal ini seolah memperjelas bahwa Indonesia negara yang tidak baik!

Sementara yang terkait dengan masalah internasional, sepertinya untuk pertama kali dalam sejarah olahraga kelas internasional, dalam hal ini sepakbola piala Asia. Sempat-sempatnya ketika pertandingan antara Korea dan Arab, lampu di stadion utama Senayan mati!! Emang sih gak mati total, tapi tetep aja, sebagian lampu mati ditengah-tengah pertandingan.!! Kalo mati karena adanya pengaruh alam - hujan, badai, petir,dsj - mungkin orang bisa paham. Dan lagi, selebihnya pihak terkait cuma bisa saling tuding.

Sampai hari ini "cuma" itu yang tersiar. Dan gak nutup kemungkinan kalo ada banyak hal lain yang terjadi yang tidak disiarkan.

Mungkin ada yang bilang, setiap negara juga ada masalah kok. Dan mungkin ada yang punya masalah lebih besar. Seperti negara-negara Timur Tengah, Afrika dan Eropa Timur. Mungkin mereka selalu punya masalah yang lebih pelik. Tapi kalo mau dibandingkan, masalah meraka sepertinya memang harus terjadi sebagai proses sebuah negara. Sementara Indonesia... sudah berapa lama jadi negara? Dan juga, gak bisa dipungkiri, kalo di Indonesia masalah terjadi karena adanya birokrasi yang gak jelas. Belum lagi pihak-pihak yang selalu egois dan ambil kesempatan dalam kesempitan.

Mungkin sebagai orang-orang muda dan generasi penerus, udah saatnya kita "one step further". Lebih menunjukan kontribusi sebagai warga negara. Bukankah kita ditempatkan di Indonesia ada tujuannya? Yang jelas gak gampang, tapi minimal kalo kita punya awareness, mungkin bisa berdampak sesuatu, entah sekarang atau suatu waktu nanti.
Paling nggak, kita jangan ikut membuat Indonesia semakin bersalah