Thursday, February 22, 2007

Other Side

Tidak selalu apa yang kita pikir normal, dianggap normal oleh orang lain. Normal di sini, bukan berarti waras vs. gila. Tapi apa yang kita anggap wajar-wajar aja, belum tentu orang lain anggap itu wajar.

Misalnya, sikap yang tertutup, menganggap tidak semua hal perlu diungkap, atau merasa tidak perlu “berelationship” dengan orang lain. Bisa jadi sikap ini bukanlah hal yang mengganggu bagi seseorang atau sekelompok orang. Dan bisa jadi hal ini adalah wajar bagi pelakunya. Tapi bisa jadi juga sikap ini mengesalkan orang lain, menjengkelkan pihak-pihak yang terkait dengan orang itu, dan bahkan bisa membuat orang lain jadi stress dan tertekan karena sikap seperti ini.

Siapa yang salah persepsi kalo begitu? Apakah yang mempunyai sikap yang salah dan emang dianya gak wajar. Atau orang lain yang terlalu berprasangka dan merasa ada sesuatu yang tidak baik sedang terjadi pada orang itu?

Setiap orang punya “Other Side”. Yang tidak jarang other side itu mungkin adalah real side-nya orang itu.

Other side bisa jadi emang terus berdampingan dengan hidup seseorang. Tinggal pilihan orang itu, mau menampilkan yang mana dalam real life nya. Other side bisa jadi “hinggap” karena adanya satu hal yang pernah terjadi, biasanya dikategorikan sebagai trauma, walau mungkin belum tentu itu adalah trauma.

Gak jarang juga kita gak tahu apa yang menyebabkan other side itu terus menghinggap kita. Yang kita rasa bahwa segalanya normal dan biasa. Atau tidak jarang yang kita rasa, bahwa kita maunya begitu. Hanya saja sosialisasi mengingkin kita tidak begitu.

Jadi, apakah yang sekarang ini Real Side or Other Side ?

Wednesday, February 14, 2007

Love is Never Blind

"Eh, kamu inget gak bulan November taon lalu, kamu traktir aku di mana ya?"

"Di Shu Shi Tei ya kalo gak salah..?"

"Bukan deh... yang aku inget tuh di Senayan City, tapi kayanya bukan Shu Shi Tei... aduh.. di mana ya..?"

"Iya nih, aku juga agak2 gak yakin gitu deh... Kalo Oktober-nya kan pas kamu ultah kan? Kamu traktir aku di American Grill yang di Plaza Semanggi kan..?"

"Iya lah...kalo itu kan pas aku ultah.. pasti inget dong... Aduh.. aku penasaran nih yang November itu di mana ya..?"

"Kalo yang September sih aku masih inget juga... di Dome Plaza Indonesia, yang giliran aku yang traktir, yang Desember di Hard Rock Cafe, yang giliran kamu lagi... iya kan..?"

"Iya.."

"Nah yang November itu.. aku kok juga tiba2 nge-blank gini ya..?"

"Oh.. aku inget.. November kamu traktir aku di Cafe Wien PS.. lagi..."

"Oh iya.. bener.. bener.. abisnya kita jarang ke PS juga si ya... Eh, waktu itu kenapa kita bisa ke PS ya...?"

"Kayanya sebenernya mau ke Sen-City, tapi gak jadi kan..."

"Kalo gak salah aku beliin kamu boneka juga deh.. masih ada..?"

"Ya masih lah.. hehehehe.. lucu banget bonekanya, tapi aku kotakin, abisnya takut kotor.. kadang2 aja aku keluarinnya sih... Eh, nanti inget aku ya, aku mo catet di PDA, biar gak lupa kita udah ntrattir di mana aja.."

-------
Sejak masuk di mikrolet itu, gw udah curiga, dua orang ini pasti gak lazim (kecuali kalo jaman sekarang udah dibilang "biasa aja lagi..."). Duduknya dempet banget, pake tas mini travel untuk fitness yang sama, dan dipastikan tangan mereka sambil gandengan-melilit satu sama lain.

Masih muda, seumuran anak kuliah tingkat 2 or 3, tampang dan ekonomi termasuk di atas rata2. Dan bisa dipastikan anak kost. Bodi dan kulit juga terawat. Pokoknya tipe yang bakal dilirik deh sama cewe2 kalo mereka jalan di mall.

Cuma sayangnya.. homok.!!
"Biasa aja lagi.."

Tuesday, February 13, 2007

Pasangan Baru

Sejak mereka resmi jadi pasangan, senyum & tawa ceria selalu melekat di wajah mereka. Bahkan mereka pun seolah selalu terekat satu sama lain, tak bisa dipisahkan. Kemana-mana selalu berdua, tawa ceria, cekikian dan pangilan mesra menjadi kosa kata baru bagi mereka.

Indah juga ngeliatnya…

Jalan berdua di mall sambil bergandengan tangan. Sesekali mampir di etalase toko perhiasan yang gemerlap, membuat cinta mereka pun semakin gemerlap. Saling menunjuk cincin atau liontin yang berkilau, dan membayangkan pasangannya akan semakin cantik kalo perhiasan itu dikenakan.

Lucu juga ngeliatnya…
Bangku taman pun jadi kekuasan mereka berdua. Saling becanda ceria cekikikan, sambil menikmati es krim se-cone berdua, entah untuk mesra atau karena irit. Saling mengusap tetesan es yang ada di ujung mulut, menambah indah suasana sore itu. Tanpa peduli kalo seorang ibu tua berharap bisa duduk di bangku taman itu.

Kasian juga ngeliatnya…

Mereka tambah senang ketika sampai di depan loket bioskop. Dengan tetep becanda mesra, butuh waktu beberapa puluh detik bagi mereka untuk memutuskan akan duduk dimana. Mungkin karena mereka bingung, kenapa di bioskop itu banyak bangkunya. Harapannya hanya ada sepasanga bangku merah yang empuk untuk mereka berdua.

BT juga ngeliatnya…

Seakan kecerian tidak ada habisnya. Pojokan lobi jadi markas baru mereka sambil menunggu pintu teater dibuka. Popcorn dan soft drink menemani mereka kali ini. Berarti perihal es krim cone tadi bukan karena irit, karena mereka toh masih mampu beli popcorn dan soft drink. Seperti film yang tidak kehabisan adegan, saling suap butiran popcorn menghiasi canda mereka kali ini.

Ternyata memang waktu tayang masih cukup lama.

Bosan bermain dengan popcorn, mereka pun meninggalkan pojokan lobi. Dengan tetep becanda ceria mesra, mereka mencari keceria lain bersama poster-poster film, game-game arcade dan entah apa lagi sampai plang bioskop depan lobi pun jadi sasaran objek canda mereka.

Menghilang dibalik pintu lobi bioskop dan entah kemana. Mungkin mereka menemukan tempat baru untuk asik berdua, di sekitar depan lobi bioskop. Aneh juga rasanya kehilangan pandangan mereka. Seakan satu-satunya hiburan hari itu sudah habis.

Ternyata tidak juga. Pintu teater sudah dibuka dan hiburan baru akan segera tayang. Tapi mereka tidak kunjung muncul dari balik pintu lobi bioskop. Padahal panggilan sudah mengulang tiga kali.

Dalam teater semakin gelap dan pertunjukan sudah dimulai. Sepasang bangku baris F bagian tengah itu masih kosong. Padahal pertunjukan sudah berjalan 10 menit. Selanjutnya, pertunjukan lebih asik diliat daripada sepasang bangku kosong itu.

Satu setengah jam kemudian pertunjukan pun berakhir.

Sepasang bangku baris F bagian tengah itu tetep kosong.

Bodoh juga ngeliatnya…

Monday, February 12, 2007

Aje Gile

Udah berap bulan nih gw gak nulis2 yah..??
entahlah...

Pengharapan

Terkadang ada yang kita harapkan belum tentu kita dapatkan.
Bukan karena harapan itu salah, tapi mungkin memang harapan itu bukan milik kita.

Jalan yang terbaik untuk tidak kecewa,
hanyalah dengan bersyukur.

Segala sesuatu ada hikmahnya, karena manusia diciptakan dengan rancangan sempurna.
Bukan dengan “gambling” yang ujung-ujungnya tidak jelas antara ada dan tiada.

Kembali berharap akan membuat hidup lebih aktif.
Dengan berharap, berarti kita menjalan hidup kita sebagaimana yang sudah dirancangkan.

Artinya, kita melihat bahwa hidup kita berguna.
Bukan sekedar mencari kekosongan.

Walau kembali, mungkin saja harapan baru itu kembali tak terwujudkan.

Tapi percayalah ada satu pengharapan yang pasti terwujud,
bahkan sebelum kita berharap pada pengharapan itu.