Friday, June 04, 2004

Happy Times

Setiap kita pasti dong pernah ngalami yang namanya Happy Time. Tapi sering kali juga kita lupa sama time itu or bahkan sama happy nya itu sendiri. Kalo ditanya paling cuma bilang pernah, tapi lupa apa momentnya.

Happy time gue juga cukup banyak, tapi banyak juga yang gue lupa momentnya. Kalo memory gue digali lagi, gue cuma bisa inget 2 moment waktu gue kecil.. gila cuma 2..?? Jangan2 emang gue gak punya moment happy selama gue kecil.

Waktu gue masih TK, gue inget banget, Ortu gue tiap pagi selalu nganter gue ke sekolah dan dianter sampe depan kelas. Kayanya waktu gue merasa dipentingin banget, trus tiap pulang sekolah diajak ikut ke kantornya Papa gue dan main di sono sampe sore.

Kayanya rutin banget dan boring ya.. tapi tergantung sama siapa yang merasakan. Bagi gue itu adalah Happy Times.

Sekali lagi gue pernah, dalam seumur gue sampe waktu itu, adalah pertama kali gue naik perahu ukuran kecil yang jadi alat transport antar pulau or daerah di pinggiran sungai besar.

Waktu itu gue duduk deket jendela dan bisa liat keluar. Sepanjang rute itu, perahu ngelewetin rumah2 penduduk yang di tepi sungai. Wah... dalam bayangan gue, gue waktu itu sedang berada di lingkungan lain dengan landscape yang lain juga dan gue sedang menuju ke lingkungan asing yang menyenangkan tapi belon pernah gue kunjungi.

Selebihnya gue cukup lupa detilnya.

Yang gue mulai inget adalah masa2 waktu gue di SMP sampe sekarang. Kayanya sejak itu, gue udah mulai catet moment gue di otak. Bersyukur banget kalo kapasitas memory otak gue besar dan sampe sekarang belon pernah hang, apalagi diformat.

Tapi yang lebih banyak jadi konsen gue adalah Happy Times yang berhubungan dengan cinta.

Setiap orang juga pasti pernah merasakan cinta.

Walau sampe sekarang gue belon pernah ngerasaini yang namanya true love from the both side. Tapi gue sangat meningmati saat2 gue lagi "ngejer" seseorang. Sampe sekarang juga gue masih kejer-kejeran dan belon pernah dapet. Seolah-olah tiap orang yang gue kejer selalu bilang "Catch me... but you never can." huh.hu.hu.

Sampe sekarang yang gue rasa, enak banget dan nyenengin banget kalo lagi ngejer someone, dan dianya ada respon. Dengan begitu gue selalu merasa dinamis. Gue terus berpikir dan berkreasi, gimana caranya supaya dia berhenti berlari dan akhir berjalan bareng sama gue.
Yah.. itu adalah salah satu happy time yang gue kenang.


----
Kemaren gue nonton "Happy Times". Sebuah karya Zhang Yimau yang drama naturalis banget tapi alur ceritanya berkembang dengan baik. Ceritanya touching banget dengan ending yang bikin sesak sebenernya.

Seorang bujangan tua yang selalu mencari cinta dan seorang gadis buta yang juga mengharapkan cinta keluarga. Tapi siapa yang mau mencintai mereka?

Dengan segala cara yang berbasic dengan kebohongan, si bujangan menemukan cintanya. Sebenernya bujangan ini baik, tapi untuk menjamin cintanya diterima terpaksa dia berbohong sebagai general maneger hotel besar. Sampai satu titip tertentu semua berjalan sesuai rencana.

Tapi inti cerita sebenernya bukan pada proses bohong itu sendiri. Tapi pada ketulusan hati para tokoh.

Gadis buta adalah anak tiri sang pacar gendut si bujangan. Demi mendapatkan cintanya, si bujangan mencoba memenuhi permintaan sang pacar, supaya mempekerjakan anak tirinya di hotel sang GM. Apa mau dielak, terpaksa permintaan dipenuhi. Walaupun si bujangan tahu kalo dia sebenernya gak punya apa2, apalagi hotel mewah...!!

Cerita berkembang pada bagaimana usaha si bujangan untuk memberi pekerjaan buat gadis buta tadi. Dengan segala cara, maka acara berbohong pun makin berkembang. Tapi semua dilakukan dengan tulus, dengan harapan di gadis buta tidak tahu, karena memang dia buta..!!

Pada kahir cerita, kebohongan si bujangan diketahui sang pacar yang gendut, dan berkahir dengan patah hati si bujangan. Pada akhirnya dia menulis sebuah surat yang berisi ketulusan hatinya untuk si gadis buta dan memberi semangat pada si gadis. Si bujangan, karena sedang patah hati, tertabrak truk dan koma sebelum sempat membacakan suratnya buat si gadis buta.

Pada saat yang bersamaan, si gadis buta pergi meninggalkan rumah si bujangan dengan maksud supaya tidak menjadi beban hidup si bujangan. Ternyata sejak awal si gadis sudah mengetahui tindakan si bujangan. Dan dia menyadari ketulusan si bujangan adalah untuk menyenangkan hatinya.

Memang si bujangan seolah2 memberi pekerjaan pada gadis buta, dan memberinya uang. Tapi semua itu adalah rekayasa dan itu sudah diketahui si gadis. Tapi dia juga tahu bahwa semua pihak yang terlibat rekayasa itu sangat senang dan si gadis pun senang. Hanya saja memang sudah waktunya bagi dia untuk pergi dan meninggalkan kesenangan itu.

Pada pesannya, di rekaman kaset, si gadis buta mengatakan terima kasih untuk semua kebaikan orang yang sudah membuatnya merasa senang. Dan masa2 itu ada sebuah happy time dalam hidupnya yang tidak akan dia lupakan.

Happy time mungkin tidak datang setiap saat, tapi happy time itu akan selalu ada dan mungkin berbeda2. Dan sering kali happy time itu akan menjadi spirit hidup kita pada saat itu atau pada saat selanjutnya..

Si bujangan pernah mendapat happy time ketika sedang mengejar sang pacar juga ketika sedang merekayasa buat si gadis buta. Si gadis buta juga pernah merasakan happy time ketika seolah2 bekerja bagi si bujangan.

Tapi masa itu memang harus berhenti sesaat.. mereka harus memulai jalan baru masing2 dan mereka tahu, entah kapan happy time itu akan mereka alami lagi. Tapi happy time sebelumnya menjadi semangat bagi mereka.
When was your happy time..?

0 comments: