Tuesday, March 02, 2010

Penemuan Indonesia

Di sebuah bis kota Jakarta, jam 9.45 malam.

“Kembali kami tawarkan… (entah kenapa para asongan itu selalu bilang ‘kami’ padahal sedang sendiri) buku cerdas yang bisa menambah wawasan anak-anak kita (kita.?? emang gue bersaudaraan sama lo??)”

“Buku ini berisikan macam-macam pengetahuan, ada berhitung, rumus-rumus matematika, standard-standard ukuran, pulau-pulau di Indonesia, nama-nama Benua, Ibukota-ibukota Negara, mata uang seluruh Negara, ….. bla..bla..bla.., juga sejarah penemuan-penemuan penting… penemuan radio, telepon, pesawat tebang, dan bla..bla..bla..”

Hmmm… ternyata pedagang satu ini termasuk punya ingatan yang kuat dan pengetahuan yang cukup. Dia fasih menyebutkan istilah matematika, kategori-kategori dalam buku pengetahuan tersebut, dan promo yang panjang dengan istilah masing-masing secara rinci. Kalo mau diperhatikan apa yang disebutkan tanpa salah dan tidak terbata-bata.. alias hapal luar kepala.

Tapi ketika dia menyebutkan “penemuan”… gue langsung kepikir… sepertinya bener juga, kalo dari dulu kita belajar sejarah umum or apalah yang punya asal usulnya (biologi, matematika, fisika, dsb), pasti dikategorikan sebagai “penemuan”

“Siapa yang menemukan telepon.?” atau “Penemu lampu pijar adalah Thomas Alva Edison”, kira-kira begitu biasanya seorang guru memberi penjelasan. Dan hal ini pun terbawa dalam pola pikir kita.

Jadi siapa yang menemukan telepon? Barangkali agak susah mengungkapkannya, karena umumnya telepon ada di dalam rumah. Kalo yang menemukan handphone, mungkin banyak. Bisa sopir taksi, pelayan resto, dsb.. . hehehe.

Bisa jadi, ini juga sebabnya Indonesia agak sulit berkembang dalam hal tertentu. Karena ternyata selama ini hanya mengandalkan penemuan-penemuan. Dan setelah sekian lama mencari, gak ketemu-ketemu. Paling banter ketemunya pohon sawit, pohon pala, pohon kopi, tambang batu bara, tambang besi, dsb. Karena semua itu emang ada di kepulauan Indonesia, makanya bisa ketemu. Hehehe.

Entah kenapa hasil ciptaan orang, di Indonesia disebut penemuan. Padahal orang tersebut bersusah payah untuk menciptakan, bukan lagi di trotoar or di pasar, terus… “eh, ketemu nih..”

Kata penemuan bukannya lebih bermakna “mendapatkan sesuatu dengan tidak sengaja, atau mendapatkan sesuatu dengan usaha mencari”? Jadi apa yang ditemukan sudah ada sebelumnya, hanya saja belum menjadi miliknya.

Sementara “penemuan-penemuan” yang dimaksud, sepertinya berasal dari kata “invent” yang artinya +/- : “memproduksi/menghasilkan/menciptakan sesuatu untuk pertama kali”. Memang sih dalam proses menciptakan tersebut melalui rangkaian percobaan, yang mungkin pada awalnya belum menemukan formula atau rumus yang tepat. Setelah mencoba beberapa kali, baru ketemu formulanya. Jadi sepertinya yang dimaksud ketemu atau penemuan, bukanlah objeknya, tapi prosesnya.

Kalo gitu istilah “penemuan” bisa bener juga. Cuma kalo dikalimatkan kok jadi kurang tepat. Ya seperti tadi… “siapa yang menemukan telepon?” atau “siapa penemu telepon?”. Makanya kemudian ada joke demikian.

Disebuah kelas guru bertanya pada murid-muridnya, “Anto, siapa yang menemukan obat penicillin?”.
Anto tidak menjawab, malah tertunduk takut.
“Kalo gitu.. Budi.. siapa yang menemukan obat penicillin?”.
Budi malah gemetar ketakutan.
“Kalian ini gimana sih.. Ali.. siapa yang menemukan obat penicillin?”.
“eh.. bu..bu..bukan saya bu… huaaahuaa…”, jawab Ali sambil nangis ketakukan.

1 comments:

anastasia said...

ilustrasi lu bisaaaa... aja... but anyway... membuka wawasan juga, kalo bahasa indo itu kadang bisa membuat salah presepsi... many times.. it happened...

thanks for sharing this. kayaknya kudu sering2 check this blogspot deh ;)