Gue paling bingung kalo ngadepin orang yang lagi tanya sesuatu di jalan. Misalnya orang itu tanya jururan bis, tanya alamat, tanya jam brapa, dsj. Pasalnya di Jakarta ini suka banyak yang tipu muslihat kan. Yang awalnya belaga bego tanya2, trus buntutnya bisa aja ngejebak kita untuk nurutin kemauan jahatnya. Bisa aja yang istilahnya nepok, trus kita jadi kena semacam hipnotis; or mungkin tiba2 maksa kita untuk ikut ke tempat yang gelap, dsb.
Beberapa kali gue udah ngalamin hal ini. Dengan modus yang sama, belaga tanya2, dan berakhir dengan pembicaraan yang membahayakan gue. Kesannya sih masih ngobrol, tapi ada nada mengancam or paksaan tertentu. Thanks God, selama ini pula gue gak sampe dirugikan. Alias, gue bisa mengelak.
Dengan berdasarkan pengalaman itu pula, gue jadi semakin sensitif kalo ketemu orang asing di jalan. Dan kesannya gue jadi gak peduli sama orang gitu loh. Gue jadi gak peduli kalo ada orang yang negor gue (karena mungki maksudnya mo tanya sesuatu), baik itu yang sebaya gue, yang lebih tua, bahkan ibu2 sampe orang tua juga gue curigain motifnya.
Minggu lalu, di siang bolong, waktu gue jalan mo ke jembatan penyeberangan di suatu daerah Jakarta yang terbilang rame. Pas gue lagi jalan dan ngelewatin seorang bapak tua, tuh bapak negor gue, "eh, dek.. dek..." Dan hanya itu yang sempet dia ucapin karena gue langsung jalan cepet dengan maksud menghindar. Dan dia juga gak mungkin ngejer gue, karena ternyata dia bapak tua yang pincang dan jalan menggunakan tongkat.
Waktu di jembatan penyeberangan, gue terus memperhatikan bapak itu. Dari kondisinya sih, dia bukanlah seorang pengemis. Karena baju kaos nya masih rapi dan dengan sandal kulit yang juga masih bagus. Hanya saja mukanya tampak kurang terawat, alias agak dekil. Selintas pikir, gue merasa bersalah juga karena mengabaikan bapak itu. Tapi pengalaman gue bilang, lebih baik gue bertindak begitu daripada ternyata kondisi bapak itu hanya tipu muslihat.
Gue cuma bisa berdoa aja waktu itu. Mohon ampun karena gue mengabaikan bapak itu, kalo ternyata bapak itu butuh bantuan. Dan juga berharap kalo emang bapak itu adalah orang baik, maka dia bisa menemukan orang baik lainnya juga untuk menolong dia.
------------
Kemaren juga ada. Waktu gue pulang malam, lagi nunggu bis di depan gedung kantor gue. Ada seorang muda yang datang dari arah kanan gue. Pas udah deket gue, dia langsung dengan santai nyender di tembok gedung. Awalnya gue gak sensi, tapi tetep waspada. Gue sempet ngeliat ke arah dia beberapa kali. Dan ternyata dia juga kayanya ngeliat2 ke arah gue. Nah, di situ baru gue mulai sensi.
Bener aja, gak lama setelah itu, tiba2 dia negor gue. "Ke Kampung Rambutan masih banyak ya..?" "Wah kurang tau", jawab gue cuek sambil terus melihat ke arah lain.
Dari cara dia ngeliat2 gue, trus cara dia bertanya yang tanpa "permisi...", "numpang tanya...", "maaf mas...", kayanya wajar gak dicurigain?
Itu yang gue gak tau. Semestinya gue gimana ya.? Apa musti membantu dia dengan sepenuh positif thinking. Or emang mustinya dicuekin untuk cari aman.?
Masalahnya ini Jakarta bung.!!
Ditambah lagi dengan sikap orang itu selama nunggu bis jurusannya. Kalo ditilik dari pertanyaannya, musti orang itu bersikap kuatir dan bingung. Apalagi kalo soal jurusan ke Rambutan, yang notabene merupakan daerah "antah berantah". Tapi sikap dia selama itu kok santai2 aja, dan gak ada rasa kuatir sedikitpun. Malah berdiri santai sambil senderan di tembok gedung dan lebih banyak ngeliatin gue daripada ngeliat kearah datangnya bis.
Kesannya kan emang dia sedang mengamati gue. Dan ketika dia merasa timing pas, baru dia mulai beraksi. Dan mungkin dia berharap gue merespon dengan positif, dan ternyata gue merespon negatif ke dia. Dan abis itu dia bingung kali. Untungnya pada saat yang sama bis gue datang, dan tepat di belakang bis gue, ya bisa Kampung Rambutan. Dan dia juga emang naik ke bis itu.
Once again, gue gak tau sebenernya gue musti gimana kalo ngadepin orang di tempat umum seperti itu. Tapi sejauh ini gue lebih cenderung ambil langkah aman. Efeknya mungkin orang (yang notabene juga gak gue kenal) akan beranggapan gue angkuh. Ya tapi soal pengalaman gue lah yang selama ini bicara.
Emm, I don't know....
0 comments:
Post a Comment